Jumat, 09 November 2012

Kata Hati (Like This 4)

Mentari berderai air mata….menimang dan merasa buta…kasihnya
hancur bersama kisah yang hilang tertelan semesta….dihianati bulan
yang tertawa dipantulan air telaga….ia lelah…ia meringis seolah
ribuan sembilu menusuk di jiwa…ia ingin berlari dari semua yang
ada…namun ia ksatria ….ia bukan pengecut yang selalu tertawa di
balik kabut …ia kini merintih….berusaha bangkit dari bara yang
membakar hatinya….ia kini menangis …namun wajahnya selalu ceria
seperti langit cerah dengan cahaya yang merekah …..ia selalu
berdoa agar ia salalu tegar menjalani kisahnya….biarlah bara ia
telan sendiri….biarlah luka ia obati dengan tawa …hingga kelak
datang sebuah kisah yang baru …yang hampiri kehidupannya dengan
sejuta cahaya yang sebenarnya


aku pernah tertawa karena cinta
aku pernah terbahak karenanya

ia pernah membawaku,
masuk kedalam ruang yang benar-benar membuat aku menjadi manusia
yang sungguh berbahagia..

tapi cinta juga,
pernah membuat aku menangis
bahkan meronta karena terlalu sakit..

luka yang Ia tinggalkan, menganga..
sulit mencari obat yang ampuh untuk obati luka itu
sekalipun “ada”..
kurasa obat itu hanya akan membuat lukaku,
semakin sakit dan meradang..

HIDUP TERLALU SINGKAT UNTUK MEMBENCI (Like This 3)

Ah, terlalu sukar untuk memberi maaf. Bahkan lebih sukar daripada meminta maaf. Masih terasa tusukan rasa bagaikan sebuah dendam yang membara. Masih terngiang-ngiang segala kata. Masih terbayang semua tingkah dan perlakuan. Wajah 'orang-orang bersalah' itu terasa begitu menjengkelkan. Memberi maaf kepada mereka seolah-olah menggadaikan harga diri. Ah, apakah maruah ini terlalu murah untuk di sorong tarik dengan harga yang rendah? Dan cukup sakit, apabila mengenangkan 'musuh-musuh' itu tersenyum dengan kemenangan.

Namun, itu hanya bisik 'hati besarku'. Yang melantunkan suara ego dan marah. Kesat dan kesumat. Tetapi jauh dari dalam diri...ada suara lain yang bergetar. 'Hati kecil' yang tidak jemu-jemu mengingatkan. Suara tulus yang mendamaikan gelombang jiwa. Bisik telus yang meredakan amukan rasa.Maafkan, lupakan...cintai, sayangi...Berperang dengan mereka bererti berperang dengan diri sendiri. Begitu bisik hati kecil itu selalu.

Pada sebuah persimpangan rasa, tiba-tiba hati disapa oleh sebuah firman:
"Tolaklah kejahatan dengan sebuah kebaikan.Nescaya engkau
akan mendapati musuhmu akan menjadi seolah-olah saudara"

Wahai diri,api jangan dilawan dengan api. Nanti bakarannya akan membakar diri sendiri. Menyimpan dendam sama seperti membina sebuah gunung berapi di dalam hati. Semakin besar dendam itu, maka semakin sakit hati yang menanggungnya. Musuh-musuh mu terus ketawa, sedangkan kau sendiri menderita meneguk bisa.

Musim-musim terus berlalu sewajarnya mendewasakan aku. Pengalaman lampau sentiasa membuktikan bahawa permusuhan hanya akan memberi kepuasan sementara. Apabila 'fatamorgana' itu berlalu. Aku akan menjadi lebih dahaga daripada sebelumnya. Apakah akan ku terjah perangkap itu berkali-kali? Oh,tidak. Mukmin tidak akan terperosok dalam lubang yang sama dua kali. Begitu maksud sebuah sabda. Justeru? Cukup sekali!

Biarlah musuh itu ketawa sepuas-puasnya. Beban rasa ini biarlah aku letakkan. Tidak akan ku bawa dalam safar kehidupan yang pendek ini. Hidup terlalu singkat untuk membenci. Bermusuh dengan orang lain, sama seperti bermusuh dengan diri sendiri. Memaafkan orang lain,sama seperti memaafkan diri sendiri. Kata bijak pandai:
"Apa yang kita berikan akan kita terima kembali"

Ah, betapa leganya sekarang...Benarlah bahawa kebaikan itu tampak sukar untuk dilaksanakan. Pahit. Sakit. Tetapi apabila dilaksanakan akan terasa kemanisannya. Manakala kejahatan itu tampak mudah, indah dan manis. Namun apabila dilakukan, pasti ada kekesalan, kepahitan dan keresahan. Ketika ini terasa benar apa yang selalu didengar di dalam tazkirah - yang punya tabsyir dan inzar - bahawa dosa itu sesuatu yang meresahkan. Dendam itu dosa. Memaafkan itu pahala. Memaafkan menjemput datangnya 'syurga' yang fana, sebelum syurga yang baqa'.

Kini hatiku tertanya-tanya lagi...siapa aku, yang begitu sukar memaafkan? Tuan? Tuhan. Aku hanya hamba. Sedangkan DIA Sang Pencipta itu Maha Pemaaf, Maha Pengampun, siapa aku yang kerdil ini untuk terus berdendam? Ya ALLAH, ampunkan aku. Sengaja atau tanpa sengaja, sering atau kekadang...aku 'terlanjur' menumpang hak-MU..

Like This 2

Sekerat tubuhku terlilit pedang,
Sungguh
menyakitkan……….
Separuh duniaku hilang,
Sungguh menyedihkan……….
Hati
penuh dengan jelaga,
Kala arang menyulut riangku…….
Tawa, canda pergi
berkelana,
Kala terbuka pintu dukaku……….
Luapan tangis tak
ter-elakkan,
Serta merta air mata terteteskan…….
Kepedihan hati menyeruak
lamunan,
Detak jantung tak terkendalikan
Huff…. Apalah arti
pedih…..
Apalah arti sedih…..
Harusnya-lah di trima
Dan harusnya-lah
diri berserah

Jumat, 02 November 2012

Baby oh Baby....

hari ini gw pngn curhat...
jujur gw lg sedih bngt...
ntar lg 1th Anniversary kami...
tp napa ni perut blm ada ade bayi...
sediiiiiih...
maafin hambamu ini Tuhan...
bukan maksud hati hambamu ini mengeluh...
sejujurnya gw iri...
setiap liat photo profil tmn2 gw di bbm, slalu pajang foto anak2 mereka...
status2nya pun begitu...
Ya Allah iri,iri bngt rasanya...
gw sadar gw gak blh seperti ini...
harusnya gw yakin & percaya Tuhan pny rencana lain...
mgkn saat ini Tuhan blm percaya ama gw...
gw hrs sabar menunggu wkt yg tepat...
gw tau saat ini, hny bisa berusaha lakukan hal yg terbaik untuk semua ini...
bnyk hal jg mungkin yg hrs gw pelajari dari suami gw...
tentang kesabaran & kedewasaan tentunya...
sdh bnyk yg bilang tdk ada mslh apa2...
kami hny butuh kesabaran...
suami gw trs support saat gw mulai jd melow... :(
makasih piii...)
untung suami gw ngerti klo gw cengeng...
Tuhan, maafin hambamu ini skali lg...
mgkn blm bisa jd org yg lbh sabar...
mohon bimbingannya...
semoga ditengah kesibukan baru gw ini...
gw bisa jd sosok yg lbh sabar...
dan nanti siap jd "a good mommy"
amieeeeeen.....
dont cry mommy (support u/ gw sndiri)
semua hanya butuh waktu...